Harga Bahan Pokok di Jakarta Turun

Jakarta mengalami laju deflasi terendah.
JAKARTA – Kepala Badan Pusat Statistik DKI Jakarta Agus Suherman mengatakan harga hampir semua balian kebutuhan pokok di Jakarta turun sepanjang Maret 2011.”Jakarta merupakan salah satu kota yang mengalami laju deflasi terendah dari 06 kota yang diteliti di Indonesia,” kata Agus di gedung BIPI kemarin.Secara keseluruhan, kata dia, laju inflasi sepanjang 2011 mencapai 0,68 persen dan laju inflasi dari 2010 ke 2011 (year on year) di Jakarta sebesar 5,95 persen. Kota Bogor, Bandung, Sumenep, dan Gorontalo juga mengalami deflasi yang sama dengan Jakarta, yaitu 0,01 persen.Data statistik menunjukkan, cabai merah, cabai rawit, daging ayam ras, tomut, beras, bawang merah, sawi putih, bayam, gula pasir, ikan kembung, kemiri, kembang kol, ikan bandeng, ati ampela, danikan mujair merupakan komoditas yang memberi sumbangan deflasi cukup besar.Menurut Agus, deflasi ini terjadi seiring dengan panen raya beras dan banyaknya stok impor beras. “Ketika suppli/ tinggi, tentunya demand akan turun,” kala dia.Namun ada pula sejumlah komoditas yang harganya naik, yakni makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau (0,24 persen), sandang (0,19 persen), kesehatan (0,12 persen), transpor, komunikasi, dan jasa keuangan (0,09 persen), serta air, listrik, gas, dan bahan bakar (0,07) persen.

Adapun nilai ekspor kumulatif produk DKI Jakarta sela-mu periode Januari-Februari 2011 meningkat 25,24 persen ketimbang periode yang sama tahun sebelumnya. “Jumlahnya mencapai US$ 6.948,77 juta,” kata Agus.Pada Januari 2011 saja, tutur Agus, nilai ekspor produk DKI Jakarta mencapai US$ 784,22 juta. Jumluh ini turun 6,49 persen bila dibandingkan dengan nilai ekspor pada De-sember 2010 yang mencapai US$ 838,04 juta. “Namun, bila dibandingkan dengan nilai ekspor produk pada Januari tahun lalu, jumlahnya lebih tinggi 33,88 persen,” ujarnya.Kontribusi nilai ekspor produk DKI Jakarta terhadap nilai total ekspor yang melalui DKI Jakarta pada Januari 2011 mencapai 22,59 persen. T\irun 0,06 poin dari kontribusi pada Desember 2010.Pada Januari 2011, dua dari 10 komoditas unggulan ekspor produk nonmigas meningkat jika dibanding bulan sebelumnya. Peningkatan terbesar terjadi pada lemak dan minyak hewan/nabali sebesar US$ 7,87 juta dan tembaga sebesar US$ 1,96 juta. Sedangkan nilai delapan komoditas lainnya turun dibanding bulan sebelumnya.Sementara itu, kata Agus, nilai impor nonmigas pada Pebruari 2011 sebesar US$ 5.927,59 juta. Angka ini juga meningkat 20,51 persen bila dibanding periode yang sama tahun lalu.

N/A

Print Friendly, PDF & Email
line