Perokok Anak Capai 28 Juta

JAKARTA, BK Jumlah anak-anak yang kecanduan rokok di Indonesia terus meningkat. Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA) memperkirakan, jumlah perokok dengan usia di bawah 18 tahun mencapai 28 juta anak.ANGKA itu meningkat 38 persen dibandingkan tahun 2011 lalu, yang tercatat 21 juta anak. Data itu merupakan data yang dikumpulkan oleh Komnas PA dan Kementerian Kesehatan.Komnas PA dan Kementerian Kesehatan setiap tahun melakukan survei terhadap perokok di bawah usia 18 tahun. Sementara anak perokok di bawah usia 10 tahun lebih kurang 2 Juta anak.Arist Merdeka Sirait, ketua Komnas PA, sejak tahun 2010 sampai tahun 2012 ada 12 balita yang diketahui menjadi perokok. Salah satunya, Ilham, bocah asal Sukabumi yang merokok sejak umur 4 tahun.Mtu yang kami ketahui dan terekspos. Di luar itu pasti masih banyak, katanyasaat ditemui di Kantor Komnas PA, Senin (19/3).

DI kantor itu, Komnas PA menerima Ilham yang diantar oleh Agan Umar (40) dan Nenah (35), orangtuanya, dan Adrialti Syamsul, Kepala Dinas Kesehatan Sukabumi.Ilham dibawa ke sana untuk menjalani terapi dan rehabilitasi di Rumah Perlindungan Sosial Anak Bambuapus, Jakarta Timur. Tujuannya agar bocah yang sejak usia 4 tahun itu terbebas dari rokok.Meningkatnya jumlah anak yang merokok itu sangat mengkhawatirkan, karena meningkatnya jumlah perokok anak sebagai perokok pemula merupakan sasaran dan tujuan para produsen rokok.Regulasi pemerintah tidak jelas dalam hal membatasi iklan dan promosi rokok. Hasilnya anak-anak menjadi korban. Sasaran promosi mereka memang mencari perokok pemula yakni anak-anak, kata Arist.Arist mengatakan, sebenarnya UU Kesehatan No 36 tahun 2009 Pasal 113 yang membatasi produsen rokok berpromosi atau beriklan lewat media massa sudah bisa mengatur peredaran rokok. Namun regulasi itu kerap dilanggar karena tidak adanya sanksi yang jelas dalam regulasi tersebut.

Dalam aturan UU kesehatan itu produsen rokok tidak diperbolehkan beriklan di media televisi sebelum pukul 21.00. Faktanya larangan ini kerap di-langgar. Selain itu promosi yang gencar produsen rokok melalui berbagai acara seperti acara keagamaan, pendidikan, dan olahraga telah berhasil menjaring perokok pemula khususnya anak-anak.Menurut Arist, pada tahun 2004 perokok anak terjadi pada usia 7 tahun, pada tahun 2010 ada anak usia 11 bulan yang sudah menjadi perokok, yakni Aldi asal Palembang yang berhasil diterapi dan kini normal lagi.”Ini sangat menyedihkan. Mereka adalah korban dari strategi pemasaran dan kompetisi para produsen rokok besar,” katanya.AdrialtiSyamsul, Kepala Dinas Kesehatan Sukabumi, mengatakan, sudah memeriksa kondisi medis Ilham. Hasilnya, Ilham menderita gizi buruk dengan berat badan hanya 18 kg. Idealnya seumur Ilham berat badannya minimal 26 kg. Ilham juga pernah bersekolah selama 5 bulan namun dikeluarkan sekolah.Menurut Adrialti, ilham terpaksa diserahkan ke Komnas PA dan dibawa ke Jakarta karena di Sukabumi tidak ada psikolog anak untuk memberikan terapi kecanduan rokok anak serta dokter tumbuh kembang anak.Umar, ayah Ilham, mengaku untuk mendukung anaknya bebas dari rokok, sejak dua hari lalu, berhenti merokok. “Saya berhenti merokok sejak dua hari lalu. Ini demi agar anak saya bebas dari rokok,” kata Umar. BM

 

By. BM

Print Friendly, PDF & Email
line