Siswa SMA dan SMP di Yogyakarta Merokok karena Coba-coba

JAKARTA – Survei Quit Tobacco Indonesia yang dilakukan Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Gadjah Mada (UGM) terhadap 2.015 siswa SMP dan SMA di Yogyakarta, menunjukkan, 16 persen siswa adalah perokok.Kelompok perokok terbagi dalam dua kategori, eksperimenter dan reguler. Sekira 42 pelajar atau 14 persen di antaranya merupakan perokok eksperimenter, yaitu kelompok pelajar yang merokok berawal dari mencoba dengan teman. Sementara sisanya adalah perokok regular yang rutin merokok setiap hari. Demikian seperti dikutip dari situs UGM Senin (30/5/2011).Survei tersebut juga menunjukkan, jumlah perokok eksperimenter SMA lebih banyak dibandingkan dengan siswa SMP, yaitu 13,28 persen, sementara siswa SMP 10,32 persen. Berdasarkan jenis kelamin, perokok eksperimenter laki-laki 21,6 persen sedangkan perempuan 2,76 persen.

Ketua tim peneliti, Dra. Yayi Suryo Prabandari, M.Si., Ph.D. menyebutkan, banyak penyebab para siswa ini merokok. Pengaruh keluarga, teman, lingkungan, iklan, serta kemudahan mendapatkan rokok menjadi faktor eksternal penyebab mereka merokok.Sementara faktor internal yang mempengaruhi adalah rasa ingin tahu dan mencoba-coba yang begitu besar, tingkat persepsi, serta tingkat pengetahuan akan rokok dan bahayanya.Selain kepada pelajar, survei juga dilakukan pada 1.602 pengajar di 30 SMA dan SMP di Yogyakarta. Hasilnya, 10 persen atau sekira 160 guru adalah perokok“Dari survei tersebut, diketahui 61 persen guru menyatakan belum mendapatkan pelatihan mengenai masalah rokok. Bahkan, 68 persen guru SMP dan SMA menyatakan mereka pernah merokok di lingkungan sekolah dalam satu tahun terakhir,” kata Yayi.Hal ini sungguh memprihatinkan karena guru merupakan contoh bagi para murid terutama di lingkungan sekolah. Tidak heran jika mereka melihat gurunya merokok, para pelajar ini akan mengikutinya.(rhs)
By. Margaret Puspitarini

Print Friendly, PDF & Email
line