30 Juta Orang Indonesia Masih Miskin

Faktanya, jumlah orang miskin lebih banyak 3 persen dari data kuantitatif.
JAKARTA – Jumlah urang .miskin sampai Maret tahun ini sebanyak lta orang. Jumlah ini mengalami penurunan dari periode yang sama tahun lalu sebanyak 31 juta orang.Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Rusman Heriawan mengatakan, jumlah itu terdiri atas orang miskin di perkotaan sebanyak 11 juta orang dan pedesaan sekitar 18,9 juta orang.”Di perkotaan hmm sebanyak 50 ribu jiwa dan di pedesaan turun 953 ribu jiwa, “katanya kemarin.Meski terjadi penumnan, kata dia, angka kemiskinan di pedesaan, khususnya para petani, masih sangat besar.Penurunan angka kemiskinan, kata Rusman, dipengaruhi oleh beberapa (aktor. Faktor tersebut adalah angka inflasi yang relatif rendah, naiknya rata-rata upah harian buruh bangunan, produksi padi meningkat, perbaikan penghasilan petani, dan tumbuhnya perekonomian Indonesia pada triwulan pertama 2011.Komoditas makanan masih mt-njadi faktur utama dalam mempengaruhi angka kemiskinan dibandingkan dengan komoditas nonmakanan, komoditas nonma-kanan misalnya perumahan, sandang, dan pendidikan Komoditas terbesar yang memberikan pengaruh adalah beras, rokok kretek, dan gula pasir. Sedangkan untuk komoditas nonmakanan, add pada biaya perumahan, listrik, pendidikan, dan angkutan.

Rusman menjelaskan, ada dua metode yang diterapkan dalam menentukan garis kemiskinan, yaitu metode garis kemiskinan makanan dan bukan makanan. “Untuk garis kemiskinan makanan, kebutuhan minimum adalah J.Kill kalori per kapita per han. Artinya, di bawah itu termasuk penduduk miskin.”Adapun jika memakai rata-rata pengeluaran per kapita per bulan, selama Maret 2010 hingga Maret 2011 terjadi kenaikan daii sebesar Rp aiL?26 menjadi Rp 233.740. Jika pejigeluaran ini dikonversi ke kurs dolar Amerika, garis kemiskinan di Indonesia berada pada kisaran US$ 1,74 atau Rp 8.000 perhari.Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa mengatakan,dinaikkannya garis kemiskinan karena mengikuti pendapatan masyarakat Indonesia yang juga ikut meningkat. “Sangat wajar karena income rata-rata meningkat.” ujarnya kemarin.Saat ini, kata dia. pendapatan per kapita masyarakat Indonesia sudah mencapai US$ 3.0(10 per tahun. Demikian pula dengan kemampuan daya beli masyarakat yang meningkat. Meskipun, menurut Hatta, bisa saja kenaikan garis kemiskinan itu dilihat sebagai kenaikan biaya hidup.Ekonom Universitas Gadjah Mada, Fahmi Radhy, mengatakan bahwa data kemiskinan yang disajikan BPS masih lemah. Faktanya, meski data yang dihimpun valid, jumlah orang miskin lebih banyak 3 persen daii data kuantitatif.

“Kalau BPS merilis data orang miskin sekian, berarti di lapangan faktanya orang miskin lebih banyak 2-3 persen,” ujarnya, seraya menambahkan. “Data BPS memang valid, tapi seharusnya juga memasukkan masyarakat yang rentan miskin ke dalam hitungan orang miskin.”Menurut dia, langkah BPS menaikkan garis kemiskinan dalam hitungan kemiskinan tak bisa di-benarkan. Sebab, langkah ini kian membuat ketidaksesuaian kondisi orang miskin di lapangan dengan data kuantitatif.Indikator paling mudah untuk melihat persentase kenaikan jumlah orang miskin, kata Fahmi, adalah dari jumlah masyarakat yang menjadi tenaga kerja ke luar nega! “Karena yang menjadi tenaga kerja Indonesia adalah orang miskin.” BPS seharusnya memasukkan hitungan masyarakat yang berada di batas garis kemiskinan dalam perhitungan jumlah orang miskin mendatang. Sebab, masyarakat yang berada di batas garis kemiskinan tersebut sangat rentan menjadi miskin.tom BUMUK | IJBU HUHUKW! HHtLIU
By. N/A

Print Friendly, PDF & Email
line