Dr Sonny: Merokok Bisa Membuat Orang Jadi Miskin

SETIAP bungkus rokok tertera dampak bahaya merokok bagi kesehatan, tetapi oleh perokok dianggap sepele. Pernyataan pakar kesehatan bahwa merokok itu pintu masuk narkoba, masih dianggap angin lalu karena tidak semua perokok terjerumus ke zat berbahaya narkoba.Terjerumusnya seseorang ke dalam narkoba, menurut ahli narkotikH, disebabkan oleh beberapa faktor seperti lingkungan, kondisi keuangan, status sosial, dan tingkatan emosional. Memang, kebiasaan merokok bisa jadi menyebabkan seseorang lebih mudah berkenalan dengan narkoba jenis ganja yang pola penyalahgunaannya juga dengan cara mengisap. Jarang sekali seseorang bukan perokok menjadi pen-gjsap ganja.Upaya pemerintah menaikkan cukai rokok, dengan harapan dapat menghambat generasi muda merokok karena harganya makin mahal, masih belum tercapai secara signifikan. Selama ini rokok dibilang sebagai penyumbang devisa terbesar untuk negara, padahal nyatanya rokok justru menyumbang kerugian terbesar negara.

Menurut data Depkes, totaJ biaya konsumsi atau pengeluaran untuk tembakau, beberapa tahun lalu, adalah Rpl27,4 triliun. Biaya itu sudah terma-suk biaya kesehatan, pengobatan, dan kematian akibat tembakau. Sedangkan penerimaan negara dari cukai tembakau saat itu, adalah Rpl6,5 triliun.Dr Sonny Harry B Harmadi, Kepala Lembaga Demografi FEUI mengatakan orang miskin tidak sadar bahwa merokok bisa membuatnya terus miskin hingga tujuh turunan. Berdasarkan hasil survei lembaga demografi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, besarnya pengeluaran untuk rokok adalah Rp3.545 per hari atau RplO6.35O per bulan. Ini setara dengan 26 persen penghasilan buruh tani tembakau per bulan. Dengan kata lain, seperempat upah buruh habis untuk dibakar. Hasil survei juga menunjukkan bahwa dua dari tiga laki-laki merokok dan perempuan juga sudah meningkat jumlahnya saat ini.

Indonesia merupakan negara yang paling terjangkau harga rokoknya dibanding negara-negara lain. Proporsi pengeluaran rumahtangga orang Indonesia yang pertama adalah padi-pa-dian dan yang kedua adalah tembakau Sementara itu susu, telur, dan makanan bergizi lainnya berada di urutan ke sekian. “Rokok mengalahkan kebutuhan gizi pada rumahtangga miskin. Cobalah setiap orang punya pikiran lalau tidak merokok pasti tidak akan mati leb-fli cepat,” ujar Sonny.Harga satu bungkus rokok merek terkenal setara dengan 0,5 Kg telur, 2 Kg beras, 1 liter minyak goreng, dan lainnya. Jadi, sebenarnya orang miskin bisa beli makanan bergizi jika tidak membeli rokok. Makanya sampai ada istilah orang miskin yang merokok akan tetap miskin tujuh turunan.”Pertama, dia sendiri miskin, tidak bisa menyekolahkan anak-anaknya, tidak bisa memberi makanan bergizi, lalu anaknya jadi bodoh, tidak bisa mendapat pekerjaan, lalu menghasilkan generasi seperti itu seterusnya hingga tujuh turunan,” ujarnyaBerdasarkan data Badan Pusat Statistik, sumbangan dari rokok kretek filter terhadap garis kemiskinan mencapai 7,93 persen di perkotaan dan 5,9 persen di pedesaan. Pada saat kebutuhan hidup belum terpenuhi, orang miskin justru mau mengeluarkan dual untuk rokok.

Fakta tersebut merupakan hal yang dilematis karena di satu sisi, industri rokok sendiri memberikan sumbangan yang sangat besar bagi perekonomian negara. Namun, di sisi lain, orang miskin jadi menghabiskan sebagian kemampuan pengeluarannya untuk rokok.Komoditi bukan makanan yang memberi sumbangan besar untuk garis kemiskinan adalah biaya perumahan mencapai 8,43 persen di perkotaan dan 6,11 persen di pedesaan, biaya listrik 3,30 persen di perkotaan dan 1,87 persen di pedesaan.Sementara, Menteri Keuangan Agus Martowardojo melalui Peraturan Menteri Keuangan (PMK) menetapkan kenaikan cukai rokok rata-rata 16 persen mulai 1 Januari 2012. Aturan tersebut tertuang dalam PMK Nomor 167/PMK011/2011 tentang Perubahan Ketiga Atas PMK Nomor 181/PMK.011/2009 Tentang Tarif Cukai Hasfl TembakauKebijakan cukai ini dibuat dalam rangka mencapai target penerimaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2012 dari sektor cukai hasil tembakau, yakni sebesar Rp72 triliun yang merupakan hasil kesepakatan optimalisasi penerimaan negara antara pemerintah dengan Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI).Dalam kebijakan cukai tahun 2012, penggolongan pengusaha pabrik hasil tembakau masih melanjutkan kebijakan tahun 2011. yaitu dua golongan pengusaha pabrik untuk jenis Sigaret Kretek Mesin (SKM) dan Sigaret Putih Mesin (SPM), serta tiga golongan pengusaha pabrik untuk jenis Sigaret Kretek Tangan (SKT). Mengenai struktur tarif, dengan mempertimbangkan road mnff industri hasil tembakau, diambil kebijakan penyederhanaan struktur tarif dari 19 “ktyef menjadi 15 “\ayef dengan menggabungkan beberapa “layef dalam beberapa golongan jenis hasD tembakau.(oto)
By. oto

Print Friendly, PDF & Email
line