Harga Turun, Petani Timbun Tembakau

BANTUL, suaramerdeka.com –  Turunnya harga tembakau, membuat para petani tembakau di Kabupaten Bantul, memilih menyimpan hasil panennya lebih dulu sambil menunggu harga tembakau di pasaran membaik. Kebetulan sejak beberapa hari terakhir ini, harga tembakau kering rajangan anjlok hingga Rp 30.000 per kilogram.

“Untuk sementara ini, kami sengaja menyimpannya lebih dulu sambil menunggu harga tembakau membaik,” ujar Pardjiman, petani tembakau di Dusun Selopamioro, Kecamatan Imogiri, Kabupaten Bantul, siang tadi (21/10).

Hal yang sama juga dilakukan Sutarman, tetangga Pardjiman. Sambil menunggu harga tembakau membaik, maka para petani tembakau di daerah itu untuk sementara menyimpan hasil panennya lebih dulu. “Hasil panen itu kami simpan di gudang. Kalau kita jual sekarang, jelas kami rugi,” tambahnya.

Lebih lanjut ia menjelaskan, dengan harga yang hanya Rp 30.000 per kilogram, untuk modal awal saja tidak mencukupi. “Apalagi tambah biaya tenaga dan lain sebagainya,” ujar Pardjiman menjelaskan.

Menurut dia, dengan menyimpan hingga harga membaik memang berisiko terganggunya pendanaan untuk kebutuhan lainnya. Namun itu, untuk mengurangi risiko kerugian.

Sementara Ketua Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI) Bantul, Panuwun membenarkan anjloknya harga tembakau. Menurut dia, untuk bisa mendapatkan keuntungan sekurangnya harga tembakau rajangan kering Rp 50.000 per kilogram.

Dengan harga ini, lanjut dia, petani sudah mendapatkan keuntungan meski tipis. Namun, kalau dihitung dengan tenaga jelas masih rugi. Berkaitan dengan itu, maka ia berharap pemerintah membantu para petani terutama petani kecil agar bisa mempertahankan kehidupannya dalam menghadapi kemerosotan harga tembakau.

( Sugiarto / CN26 / JBSM )

Print Friendly, PDF & Email
line