Hati-hati Minum Obat Saat Hamil
Menurut Iwan, pada ibu hamil, hari pertama sampai kc-70 konsepsi adalah masa paling rawan terjadinya malformasi (janin kacau). “Bentuknya bisa ada cacat kalau obat-obat tertentu dikonsumsi pada the first seventy of pregnancy,” ujarnya.Meski begitu, bukan berarti setelah 70 hari seorang ibu hamil dapat dengan bebas mengonsumsi obat-obatan. Ada beberapa obat yang berbahaya kalau diberikan pada trimester dua atau tiga. Lalu, bagaimana jika ada seorang ibu hamil terkena penyakit dan mengharuskannya mengonsumsi obat?Dalam kasus Ini, biasanya seorang dokter akan melihat, lebih banyak risiko apa keuntungan yang akan didapat sang ibu dengan mengonsumsi obat.Sekalipun beberapa obat ada yang aman dikonsumsi bagi Ibu hamil, jika bisa tanpa obat sebaiknya pilih untuk tidak meminum obat. Untuk menjaga kondisi ibu hamil tetap terjaga, bisa dilakukan dengan istirahat yang cukup, minum air putih yang banyak, serta konsumsi buah dan sayuran.
Bahaya asap rokok
Kita semua tahu bahwa rokok bisa membahayakan kandunganibu hamil. Bukan hanya ibu hamil yang merokok, tetapi perokok pasif alias yang terpapar asap rokok dari orang lain pun bisa mengalami masalah pada kandungannya. Riset UK Center for Tobacco Control Studies di University of Nottingham menyimpulkan, ibu hamil yang terkena paparan asap rokok dari orang lain (perokok pasif) memiliki risiko bayinya lahir prematur atau terlahir dengan masalah kesehatan.Anak yang terlahir dari wanita yang merokok selama kehamilan memiliki peningkatan risiko bayi terlahir dalam keadaan tidak ber-nyawa, berat badan lahir kurang, dan masalah kesehatan lainnya.Kerap ditemukan, ibu hamil yang menjadi perokok pasif mengalami masalah pada berat badan lahir si bayi, tapi belum jelas apakah paparan asap rokok selama kehamilan bisa memengaruhi masalah kelahiran bayi pada wanita yang tidak merokok.
University of Nottingham di Inggris menganalisis 19 studi hubungan antara wanita hamil nonperokok tetapi sering terkena paparan asap rokok selama kehamilan. Datanya menunjukkan peningkatan risiko bayi lahir dalam keadaan tak bemyawa sebanyak 23 persen dan L3 persen peningkatan masalah pada kelahiran bayi.Analisis yang muncul pada jurnal Pcdiatrics edisi April 2011 ini tak menemukan hubungan antara perokok pasif dan keguguran sebelum usia kandungan mencapai 20 minggu atau kematian bayi dekat dengan waktu kelahiran.”Namun, saat ini kita bisa katakan dari analisa ini bahwa ibu hami] yang menjadi perokok pasif memiliki peningkatan risiko keguguran dan melahirkan bayi dengan masalah mal formasi kongcnital. Hasil penelitian ini mengkonfirmasi pentingnya lbu,hamil untuk menjauhi asap rokok selama kehamilan baik di rumah maupun di tempat umum,* jelas salah seorang peneliti. Jo Leonardi-Bee, PhD, seperti dikutip dari WcbMD. sa