Pengendalian Tembakau Harus Memihak pada Kesehatan Rakyat
Kenaikan tertinggi empat kali lipat terjadi pada kelompok umum 5-9 tahun, sedangkan peningkatan pada kelompok 15-19 tahun adalah 144 persen selama periode 1994-2004. Penelitian yang dilakukan salah satu universitas swasta di Jakarta dan Komnas Anak tahun 2007 menunjukkan, hampir semua anak (99,7 persen) melihat iklan rokok di televisi dan 68,2 persen memiliki kesan positif terhadap iklan rokok, serta 50 persen remaja perokok lebih percaya diri seperti dicitrakan dalam iklan rokok.Menurutnya, rokok adalah faktor risiko nomor satu penyebab epidemik penyakit tidak menular seperti jantung, kanker paru, stroke, asma tidak mumi dan masih banyak penyakit lainnya. Karena itu, Komnas PT menuntut para pemimpin bangsa segera menetapkan peraturan pengendalian tembakau yang betul-betul memihak kesehatan rakyatnya.”Kami meminta kepada masyarakat, dunia pendidikan, serta dunia hiburan untuk secara aktif berpartisipasi menyelamatkan generasi muda dan menjauhkan mereka dari bahaya rokok dan gempuran iklan rokok,” katanya di sela-sela aksi damai memperingati Hari Tanpa Tembakau Sedunia yang digelar di depan Balai Kota DKI Jakarta, Minggu (29/5).Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo mengatakan, seluruh warga Jakarta menginginkan hidup sehat dengan lingkungan yang sehat pula. Untuk mewujudkannya, hal itu butuh kerja sama semua pihak agar Kota Jakarta menjadi kota yang bebas rokok. “Saya banggadengan semua pihak yang mendukung gerak langkah Pemprov DKI Jakarta dalam memerangi bahaya rokok. Mari kita jadikan Jakarta bebas rokok dan mari kita bahu-membahu mewujudkannya,” kata Fauzi.
Sebagai bentuk apresiasi atas upaya dan kerja kerasnya dalam memerangi bahaya rokok serta menertibkan kawasan dilarang merokok (KDM) di Ibu Kota, WHO menganugerahkan Medali Pionir Gubernur An-timerokok kepada Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo.Pemberian penghargaan oleh WHO didasari upaya dan kerja keras Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo dalam memerangi rokok dengan menerbitkan peraturan khusus larangan merokok melalui Peraturan Gubernur (Pergub) No 88 Tahun 2010 tentang Kawasan Dilarang Merokok. WHO berharap, apa yang telah dilakukan Fauzi Bowo dapat diikuti dan dicontoh gubernur lainnya di seluruh Indonesia.WHO Representatitve to Indonesia, Khancit Limpa-karjanarat, mengatakan, pihaknya menilai Fauzi Bowo telah memberikan komitmen yang tinggi dalam hal pengendalian penggunaan tembakau rokok di DKI Jakarta. Dalam lima tahun terakhir, pihaknya juga banyak melihat kemajuan yang dilakukan Pemprov DKI Jakarta dalam memerangi rokok dan membatasi ruang gerak perokok.”Jakarta tengah berjuang keras mewujudkan Jakarta bebas rokok. Kami sangat mengapresiasinya,” ujar Khancit di sela-sela acara aksi damai dalam rangka memperingati Hari Tanpa Tembakau Sedunia di depan Balai Kota, Minggu (29/5).(Dwi Patra AA)
By. Dwi Patra AA