Agar Ilham Tak Lagi “Ngebul”

Ilham tak lagi sesenggukan. Tangisannya berhenti karena rokok sudah di tangan bocah 8 tahun itu. Dengan fasih, sulung dari dua bersaudara tersebut menyulut rokok, mengisap, lalu mengepulkan asapnya.Sudah empat tahun Ilham kecanduan tembakau. “Sehari . bisa habis dua bungkus,” kata Umar, ayah Ilham, ketika ditemui di kantor Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA) kemarin. Jika sedang “sakaw”, Ilham mengamuk meminta rokok. Semua yang ada di dekatnya menjadi sasaran amukannya.Tak terkecuali Nenah, ibunya.Ketua Komnas PA Arist Merdeka Sirait mengatakan tingkah agresif Ilham bukan karena hiperaktif “Itu bagian dari kecanduan nikotin.”Kata Umar, anak sulungnya itu mulai merokok sejak usia 4 tahun. Kebiasaan tak normal tersebut muncul berawal saat Nenah tak bisa mengantar Ilham ke sekolah pendidikananak usia dini. Si kecil berangkat sendiri. Bukannya langsung ke PAUD, bocah itu malah mampir dulu ke warung. Dia meminta sebung-kus rokok dan segelas kopi. Pemilik warung mulanya tidak menuruti, tapi Ilham memaksa. Umar akhirnya tahu dari tetangga yang melihat Ilham merokok. Umar menghukum sang anak dengan mengikat kaki dan tangannya, serta memukulnya.

Tapi Ilham tak jera. Dia merokok diam-diam. Uang jajan Rp 5.000 dia gunakan untuk membeli rokok. “Dia merokok setelah ngopi,” kata Nenah. Ke sekolah pun bekalnya rokok dan uang Rp 10 ribu. Umar, yang hanya buruh bangunan dan pengojek, tak sanggup. Ia berhenti memberi uang. Namun, tanpa duit jajan. Ilham menjual beras ibunya, mencuri ayam tetangga, dan jadi juru parkir demi rokok.Umar berusaha menghentikan kebiasaan anaknyadengan mendatangi puskesmas sampai ke orang “pintar”. Semua usahanya pun belum berhasil. Apalagi pergaulan Ilham mendekatkannya kepada rokok. “Dia bergaul dengan anak-anak yang sudah dewasa,” kata Umar. Ia biasa meminta rokok kepada anak-anak yang sudah gede itu.Belakangan, karena kebiasaannya, Ilham berhenti sekolah. Ia hanya bertahan lima bulan di sekolah dasar. Tak aneh jika ia masih belum bisa membaca.Kebiasaan merokok Ilham diketahui wartawan ketika ia merokok saat menjadi juru parkir di sebuah minimarket. Kini Komnas PA akan merehabilitasinya. “Kami akan rehab selama satu bulan di tempat khusus. Ini butuh kesabaran luar biasa,” kata Arist. Dinas Kesehatan Sukabumi berjanji memperbaiki lingkungan Ilham di Karawang. Umar, yang perokok, juga bertekad berhenti merokok. on rami
By. on rami

Print Friendly, PDF & Email
line