Anggota Komisi VII Dewi Aryani Nilai Pemerintah Risau dengan Kebijakannya

Hiruk pikuk kegaduhan soal rencana kenaikan harga ba-han bakar minyak (BBM) bersubsidi semakin membuat rakyat membabi buta melakukan penolakan.Sayangnya, pemerintah seolah tak pernah menghiraukan. Bahkan, pengerahan militer menunjukkan pemerintah risau, ketakutan berlebihan terhadap gerakan yang terjadi.Bukan upaya perbaikan kebijakan yang dilakukan, tetapi justru memaksakan dengan menambah keruwetan situasi akibat TNI mulai ke luar barak.Anggota Komisi VII DPR RI dari Fraksi PDI Perjuangan Dewi Aryani di Jakarta, Minggu (25/3), mengatakan, sudah banyak sekali digulirkan ide-ide dari pakar ekonomi, kebijakan publik termasuk para politisi. Sampai rakyat berbagai usulan perbaikan kebijakan, termasuk saran konkrit untuk menambah pemasukan negara.Sementara itu, soal cukai rokok contohnya, seharusnya bisa juga menjadi altematif solusi. Dari berbagai sumber dapat dirangkum bahwa untuk tahun 2012, pemerintah mentargetkan pendapatan dari cukai rokok sebesar Rp73 triliun.

Jika cukai rokok dinaikkan 100 persen, maka pemerintah akan mendapat tambahan pemasukan sebesar Rp 146 triliun/ tahun. Apalagi jika cukai rokok dinaikkan sampai 300 persen.”Buat pencandu rokok, cukai rokok dinaikan 300 persen pun, mereka akan tetap membeli rokok. Jika pun terpaksa berat dengan harga rokok yang mahal, mereka akan mengurangi pembelian rokok. Hal ini malah menguntungkan pemerintah dan masyarakat karena kesehatan akan lebih terjamin,” tutur Dewi.Pemerintah sebenarnya banyak memiliki peluang untuk menambah pemasukan negara. Hanya saja diperlukan kearifan berpikir dengan nurani, sehingga semuanya dipertimbangkan berdasarkan kepada kepentingan rakyat banyak. Jangan malah merugikan.Di singapura misalnya, harga sebungkus rokok Sampurna buatan indonesia dijual seharga Rp80.000/bungkus, sementara di indonesia cuma Rpl2.000/bungkus.

Tetapi ternyata tetap saja orang membeli rokok tersebut, karena tak bisa hidup tanpa rokok. Harga rokok naik tak akan berdampak terhadap harga bahan bahan pokok dan lainnya,” tandas Dewi.Untuk sektor energi, lanjut dia, pemerintah harus mulai punya nyali mempertimbangkan lagi menaikkan royalty sektor migas dan pertambangan, terutama yang kelas besar dan raksasa.Khusus mineral, seharusnya pemerintah segera membangun smelter dan digunakan untuk menampung dan memproduksi. Sehingga indonesia memiliki berbagai industri strategis yang tidak hanya mandiri memenuhi kebutuhan dalam negeri tapi juga dapat menambah pemasukan negara jika dapat dikomer-sialisasi dengan baik melalui kegiatan ekspor.Sementara, Sofyano Zakaria, pengamat enerji yang juga pendiri dan direktur Pusat Studi Kebijakan Publik (Puskepi), mengatakan, para pembantu Presiden terkesan hanya mengandalkan kenaikan harga BBM untuk solusi jebolnya APBN 2012. Solusi mereka seperti menawarkan madu kepada Presiden, tetapi sesungguhnya itu adalah racun.(y)

 

By. y

Print Friendly, PDF & Email
line