Kala Tak Tergoda Merokok Lagi
Menjelang peringatan Hari Tanpa Tembakau Sedunia, di Yogyakarta sejumlah elemen masyarakat melakukan aksi.Secara khusus, pengusaha Wa-roeng Steak pun memasang spanduk kepada pengunjung dan konsumen tak merokok satu hari pada 31 Mei ini. Minggu (29/5) siang puluhan Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah (UMY) Yogyakarta menggelar aksi di Nol Kilometer dengan edukasi khalayak terkait bahaya merokok. “Ini langkah kami upayakan masyarakat meninggalkan rokok agar mereka lebih sehat. Sekaligus kampanye jelang peringatan Hari Tanpa Merokok Sedunia,” kata Abdul Charis, koordinator aksi. Mereka memberikan selebaran dan brosur untuk meninggalkan rokok dan memeriksakan kesehatan gratis kepada masyarakat di Alun-alun UtaraYogyakarta. Sesuai data Quit Tobacco Indonesia, tiap tahun ada saja perokok baru. Hasil survei kepada 2015 siswa SMP-SMA di Yogyakarta, misal, ada 16 persen perokok eksperimenter dan empat persen perokok reguler. “Eksperimenter adalah pelajar yang mencoba dengan teman dan reguler yang merokok tiap hari. Kebanyakan dari kelompok eksperimenter Itu laki-laki,* ucap Yayl Suryo Praban-dari, ketua tim peneliti, Quit Tobacco Indonesia.
Faktor eksternal menyebabkan siswa merokok antara lain, akibat pengaruh teman, keluarga, lingkungan, iklan dan kemudahan mendapatkan produk rokok. Untuk faktor Internal biasa karena pengetahuan rokokdan bahaya, persepsi dan rasa Ingin tahu yang besar. “Pendidik punya pengaruh besar, karena dari survei kita kepada 1.602 guru dari 30 SMP dan SMA tenyata 10 persen belum mendapatkan pelatihan penyusunan masalah rokok, 68 persen guru mengaku pernah merokok dalam satu tahun terakhir;Selama dua tahun terakhir, QTI telah mendorong pengurangan perokok dengan mengupayakan layanan konsultasi berhenti merokok di Puskesmas kota Yogyakarta, dan membuat ruang berhenti merokok di tempat umum. Harus ada paksaan bagi perokok aktif punya kesadaran menghentikan perilaku merokok.”Much Fatchurochman
By. Much Fatchurochman