Layanan Berhenti Merokok masih Terbatas

Layanan Berhenti Merokok masih Terbatas

By. DlNNY MUTIAH

Banyak orang inginberhenti merokok.

Seharusnya pemerintahmendukung denganmemperluasdan menjamin layananberhenti merokok.PENELITIAN menunjukkan level kecanduan pada nikotin lebih tinggi daripada morfin dan ganja. Tak mengherankan bila keinginan berhenti merokok tak mudah dilaksanakan. Parahnya, fasilitas layanan berhenti merokok untuk masyarakat tidak memadai.Menurut anggota Perhimpunan Dokter Paru Indonesia, Agus Dwi S, fasilitas layanan berhenti merokok untuk wilayah Jakarta hanya terdapat di dua rumah sakit (RS), yakni RS Persahabatan dan RSPAD Gatot Soebroto. Padahal, jumlah perokok yang ingin menghentikan kebiasaan merokok cukup banyak. Keterbatasan akses layanan tersebut turut andil dalam kegagalan para perokok menghenti-kan kebiasaan mereka. “Seharusnya pemerintah menjamin program berhenti merokok untuk rakyat. Bulan lalu IDI (Ikatan Dokter Indonesia) meminta kepada pemerintah untuk mengadakan program pelayanan berhenti merokok yang terintegrasi,” kata Agus dalam jumpa pers Aliansi Masyarakat Korban Rokok di Jakarta, Senin (12/11).

Keterbatasan akses juga dialami mereka yang ingin merehabilitasi kondisi kesehatannya yang memburuk akibat rokok. Misalnya pasien kanker laring yang kehilangan pita suaranya.Menurut dokter spesialis rehabilitasi medik Nury Nusdwinuringtyas, setiap tahun di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo ada sekitar 20-30 orang harus mengalami operasi laring. Kebanyakan akibat dampak buruk rokok.Dari pasien-pasien itu, rata-rata hanya tujuh orang yang kembali untuk diterapi. Terapi itu tidak mudah. Butuh minimal tiga bulan agar pasien bisa menyesuaikan diri dengan kondisi pascaoperasi. Suara pun tidak bisa kembali normal seperti semula. Lebih dari itu. pasien harus bergelut untuk menetralisasi keinginannya merokok kembali.”Saya punya pasien yang dalamsehari bisa merokok sampai seratus batang. Setelah dioperasi, masih saja ada rasa kangen yang dialaminya untuk merokok. Ini menunjukkan bahwa berhenti merokok itu tidak mudah,” cetus Nury.

Terapi SEFT

Di tengah minimnya akses, ada salah satu terapi yang membantu seseorang untuk berhenti merokok. Terapi yang dinamakan spiritual emotional freedom technique (SEFT) itu menggunakan teknik akupunktur. Terapi itudidasarkan pada paham bahwa tubuh memiliki sistem kyung rak yang memungkinkan tubuh bisa membangun sistem kekebalannya Sendiri. Syarat keberhasilannya hanya satu, yakni tekad yang kuat.”Teknik ini bukan hipnoterapi sebagaimana yang banyak berkembang. Teknik ini sudah digunakan sejak lama untuk memperkuat keinginan seseorang,” jelas Hakim Sarimuda Pohan, dokter spesialis kandungan yang menekuni teknik itu.Aplikasi teknik akupunktur itu dilakukan dengan penekanan pada sembilan titik bagian tubuh, yakni di ubun-ubun, bagian atas alis mata, samping mata, bawah mata, bawahhidung, dagu, bawah tulang selangka, bawah ketiak, dan di bawah puting susu.

Penekanan itu bisa dilakukan tanpa jarum, cukup dengan jari tangan dengan ketukan tertentu. Satu sesi penekanan sembilan titik itu bisa dilakukan selama 1 menit.”Jika pasien sudah merasa tak enak saat mencium bau rokok, terapi tersebut menunjukkan hasil. Kalau belum ada reaksi setelah terapi 1 menit, coba diulang lagi hingga pasien merasa tidak enak, bahkan muntah-muntah saat merokok. Efeknya cepat jika tekadnya besar,” jelasnya.Meski demikian, lingkungan sekitar tetap berpengaruh dalam mempertahankan kemampuan berhenti merokok. Maka itu. Hakim mengingatkan agar pasien tetap memperkuat tekadnya dan membatasi kontak dengan para perokok.”Kepada pasien yang ingin berhenti, saya selalu menantang mereka untuk tidak lagi membeli rokok. Mungkin awalnya mereka nebeng minta rokok teman, tapi biasanya lama-kelamaan dia akan malu sendiri,” imbuhnya. (H-3)dinny@mediaindonesia.com

Print Friendly, PDF & Email
line