Panen Selesai, Harga Tembakau Tetap Rendah

Panen Selesai, Harga Tembakau Tetap Rendah

By. Handoyo

JAKARTA. Tahun ini, harga rata-rata tembakau di sejumlah sentra produksi kurang begitu menggembirakan. Jika tahun lalu harga rata-rata tembakau jenis kasturi mencapai Rp 45.000 hingga 47.000 per kilogram (kg), tahun ini untuk jenis yang sama hanya di kisaran Rp 36.000 per kg.Abdus Setiawan, Ketua Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI) mengatakan, pihaknya masih mengkaji penyebab anjloknya harga tembakau hingga panen berakhir tahun ini. “Kita heran kenapa harga tembakau tahun ini bisa turun secara serempak,” katanya, Selasa (6/11).Akibat rendahnya harga rata-rata tembakau pada musim panen tahun ini, diperkirakan pada tahun depan, petani tembakau tidak akan terlalubergairah menanam tembakau. Abdus memperkirakan, luas perkebunan tembakau secara nasional tahun depan hanya sekitar 180.000 ha-190.000 ha, menyusut sekitar 5% dibandingkan tahun ini yang mencapai 200.000 ha

Dengan luas lahan tertanam tembakau sebesar 200.000 ha, maka APTI menghitung, produksi tembakau akan menca-i.ii J lii.OOO ton. Jumlah produksi tembakau tahun ini lebih banyak dibanding kebutuhan bahan baku industri rokok yang hanya sekitar 165.000 ton-170.000 ton.Menurut Abdus, selain berlebihnya produksi, anjloknya hargajual tembakau tahun ini disebabkan karena ada impor tembakau jenis virginia untuk bahan baku rokok mild dan rokok putih. Kondisi itu mem-buat kebutuhan tembakau lokal menjadi berkurang. Apalagi dari sisi harga, tembakau virginia impor jauh lebih murah dibandingkan lokal.Abdus menjelaskan, harga tembakau virginia impor hanya US$ 2 per kg, atau sekitar

Yangmengherankan,harga tembakautahun ini turunserempak.Rp 20.000 per kg. Sementara harga tembakau virginia lokal lebih mahal yakni sekitar Rp 35.000 per kg tahun ini. Beberapa negara produsen tembakau virginia ini adalah Chinadan Brazil.Eko Hariyanto, Manager Area PT Sadhana Arief Nusa, salah satu perusahaan pemasok tembakau pabrik rokok Sampoerna mengatakan, harga pembelian tembakau rakyat tertinggi mencapai Rp 35.000 per kg. Tanpa mau mengatakan berapa volume penyerapan tembakaunya, Eko bilang, sejak akhir Oktober 2012 gudang pembelian sudah tutup. “Kita masih membuka tetapi untuk tembakau ronto-kan,” katanya.Abdus mengakui, seiring selesainya musim panen, sebagian besar gudang tembakau menutup pembelian. “Sebagian besar gudang mulai tutup, tetapi ada yang membuka untuk stok,” ujarnyaHandoyo

Print Friendly, PDF & Email
line