Perokok Anak Capai 28 Juta
DI kantor itu, Komnas PA menerima Ilham yang diantar oleh Agan Umar (40) dan Nenah (35), orangtuanya, dan Adrialti Syamsul, Kepala Dinas Kesehatan Sukabumi.Ilham dibawa ke sana untuk menjalani terapi dan rehabilitasi di Rumah Perlindungan Sosial Anak Bambuapus, Jakarta Timur. Tujuannya agar bocah yang sejak usia 4 tahun itu terbebas dari rokok.Meningkatnya jumlah anak yang merokok itu sangat mengkhawatirkan, karena meningkatnya jumlah perokok anak sebagai perokok pemula merupakan sasaran dan tujuan para produsen rokok.Regulasi pemerintah tidak jelas dalam hal membatasi iklan dan promosi rokok. Hasilnya anak-anak menjadi korban. Sasaran promosi mereka memang mencari perokok pemula yakni anak-anak, kata Arist.Arist mengatakan, sebenarnya UU Kesehatan No 36 tahun 2009 Pasal 113 yang membatasi produsen rokok berpromosi atau beriklan lewat media massa sudah bisa mengatur peredaran rokok. Namun regulasi itu kerap dilanggar karena tidak adanya sanksi yang jelas dalam regulasi tersebut.
Dalam aturan UU kesehatan itu produsen rokok tidak diperbolehkan beriklan di media televisi sebelum pukul 21.00. Faktanya larangan ini kerap di-langgar. Selain itu promosi yang gencar produsen rokok melalui berbagai acara seperti acara keagamaan, pendidikan, dan olahraga telah berhasil menjaring perokok pemula khususnya anak-anak.Menurut Arist, pada tahun 2004 perokok anak terjadi pada usia 7 tahun, pada tahun 2010 ada anak usia 11 bulan yang sudah menjadi perokok, yakni Aldi asal Palembang yang berhasil diterapi dan kini normal lagi.”Ini sangat menyedihkan. Mereka adalah korban dari strategi pemasaran dan kompetisi para produsen rokok besar,” katanya.AdrialtiSyamsul, Kepala Dinas Kesehatan Sukabumi, mengatakan, sudah memeriksa kondisi medis Ilham. Hasilnya, Ilham menderita gizi buruk dengan berat badan hanya 18 kg. Idealnya seumur Ilham berat badannya minimal 26 kg. Ilham juga pernah bersekolah selama 5 bulan namun dikeluarkan sekolah.Menurut Adrialti, ilham terpaksa diserahkan ke Komnas PA dan dibawa ke Jakarta karena di Sukabumi tidak ada psikolog anak untuk memberikan terapi kecanduan rokok anak serta dokter tumbuh kembang anak.Umar, ayah Ilham, mengaku untuk mendukung anaknya bebas dari rokok, sejak dua hari lalu, berhenti merokok. “Saya berhenti merokok sejak dua hari lalu. Ini demi agar anak saya bebas dari rokok,” kata Umar. BM
By. BM