Petani Tembakau Diminta Tidak Pekerjakan Anak-anak

Petani Tembakau Diminta Tidak Pekerjakan Anak-anak

By. Saiful Rizal

BLITAR – Petani tembakau diminta menciptakan sistem ketenagakerjaan yang baik atau biasa dengan Agricultural Leaf Program (ALP). Dalam sistem itu, para petani diharapkan lebih memperhatikan kesehatan dan keselamatan pekerjanya, serta menekankan tentang penyakit yang dapat ditimbulkan jika bersentuhan langsung dengan daun tembakau hijau.”Selain itu, para petani kami imbau untuk menjauhkan anak di bawah umur, khususnya yang berusia di bawah 15 tahun dari pekerjaan di pertanian.” kata Manajer ALP PT HM Sampoerna Tbk Muhammad Amri Arsyid. saat ditemui di sela-sela kegiatan Gebyar Panen Raya di Desa Satriyan, Kecamatan Kanigoro, Kabupaten Blitar. Jawa Timur. Senin (22/10).Saat ini, masih banyak petani yang melibatkan anak-anak, sekalipun statusnya anak kandung atau kerabat. Menurutnya, anak-anak tidak boleh dilibatkan karena mereka memiliki hak untuk memperoleh pendidikan. Namun, jika keberadaan mereka dibutuhkan karena minimnya tenaga kerja, pelibatan mereka harus-untuk pekerjaan ringan pada pascapanen.

Dengan demikian, pelibatan itu tidak mengganggu kegiatan belajar serta tumbuh kembangnya.Selain itu, program ALP ini juga menjaga terjaminnya upah dan jam kerja yang layak bagi para pekerja di sektor pertanian tembakau.Oleh karena itu, petani harus mulai memahami akan pentingnya lingkungan kerja yang aman, perlakuan kerja yang adil tanpa paksaan, kebebasan berserikat, serta mematuhi peraturan hukUm yang berlaku, misalkan hukum ketenagakerjaan.Saat ini ada sekitar 16.000 petani di 10 wilayah pertanian tembakau yang dibina Sampoerna di Pulau Jawa dan Lampung. Ke-10 wilayah itu antara lain Rembang. Blitar. Lumajang, Jember. Madura. Nganjuk. Ponorogo. Paiton. Bondowoso, dan Lampung.”Saat ini petani tembakau yang menjadi mitra kami mampii menghasilkan tembakau berkualitas sebanyak 9.000 sampai 10.000 ton per musimnya. Jumlah itu sama dengan tiga persen dari hasil tembakau nasional,” katanya. Salah satu petani mengaku kemitraan ini sangat bermanfaat bagi petani tembakau di wilayahnya. “Kami sangat terbantu dengan program ini. Kami juga berharap program kemitraan ini dapat berlanjut,” kata Kasdiyuwono (60). seorang petani dari Desa Plo-sorejo Kecamatan Kadema-ngan. Blitar. Jawa Timur.Terkait soal “larangan” mempekerjakan anak, dia dan para petani di Blitar mendukung hal tersebut. Hal itu dibuktikan pada masa tanam dan panen tahun ini sudah banyak petani di Blitar yang tidak melibatkan anak-anak mereka. (Saiful Rizal)

Print Friendly, PDF & Email
line