Waspada, Kanker Anak Belum Dapat Dicegah

01/17/2012 17:50:04

 

Waspada, Kanker Anak Belum Dapat Dicegah
[JAKARTA] Berbeda dengan kanker yang dialami orang dewasa, kanker pada anak ter-nyata belum ada metode untuk mendeteksinya sehingga tidak bisa dicegah. Untuk itu, orangtua perlu waspada dan mengenali setiap gejala kelainan pada organ tubuh sang buah hati.Direktur Pengendalian Penyakit Tidak Menular (PPTM) Kementerian Kesehatan (Kem-kes), Ekowati Rahajeng, mengatakan, berbeda dengan kanker orang dewasa yang berhubungan erat dengan faktor peri-Jalyj daneava hidup, kanker ayrtraarJlieiahuilSkfoTrf-” sikci serta penyebabnya.”Faktor maternal cukup berperan, karena kemungkinan berkaitan dengan gizi saat dalam kandungan maupun ketika tumbuh kembangnya. Karena tidak bisa dideteksi kebanyakan penderita kanker anak datang pada stadium lanjut,” kala Ekowati pada temu media rutin Kemkes. di Jakarta. Jumat (13/1).Untuk itu. orangtua diimbau untuk segera membawa anak ke layanan kesehatan jika menemukan ada kelainan berupa benjolan atau tumor. Harus dilakukan pengambilan jaringan tumor dan dilihat dibawah mikroskop oleh dokter spesialis patologi anatomi, guna memastikan apakah benjolan tersebut kanker atau bukan, ganas atau jinak.

Menurutnya, perjalanan kanker pada umumnya tanpa gejala, sehingga ketika menunjukkan gejala dan berada di layanan kesehatan sudahpada stadium lanjut. Inilah yang menyebabkan pembiayaan kanker anak ini mahal.Diakui, pembiayaan kanker mahal dan bisa menyebabkan kebangkrutan dan jatuh miskin. Namun , bagi masyarakat miskin pembiayaan kanker ditanggung pemerintah melalui layanan Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas).”Semakin dini ditemukan kemungkinan sembuh akan lebih besar. Sebenarnya stadium lanjut tidak terjadi apabila masyarakat mengerti bahwa kanker dapat dicegah dengan menghindari faktor risj-fttrHtaTfyS.—–Karena belum memiliki metode deteksi yang tepat, kata Ekowati, sejauh ini yang dilakukan Kemkes adalah dengan menghindarkan ibu hamil dari asap rokok melalui kebijakan Kawasan Tanpa Rokok (KTR) dan meningkatkan gizi ibu hamil.

Jenis kanker yang paling banyak diderita anak-anak, adalah kanker darah (leukimia), bola mata (retinoblasto-ma), syaraf tepi (nettroblasto-ma) dan jaringan kelenjar getah (limfoma), nasofaring dan kanker tulang (osteosarkoma). Sementara itu, spesialis kanker anak, dr Eddy Setiawan Tehutcru, menjelaskan, kanker adalah pertumbuhan sel tidak terkontrol. Menurutnya, kanker itu ibarat singa yang sedang tertidur, agar tidak ganas jangan coba-coba dibangunkan.. Artinya semua orang berpotensi terkena kanker, asalkan menghindari faktor resiko kanker bisa dicegah.Tetapi pada anak secara u-mum faktor resikonya tidak dapat dikurangi dengan cara mengubah perilaku. Meskipun belum bisa dicegah, anak tetap harus diajarkan menjaga pola hidup yang benar sejak dini, agar mencegah tidak terjadi kanker ketika dewasa nanti.Anak yang sudah terkena kanker dan menunjukkan gejala, kemungkinan besar pengobatan tidak akan efektif. Untuk itu Iebih baik jika sejak dini orangtua memeriksakan kesehatan anak secara rutin. Sebanyak 80% kanker akan sembuh jika diketahui lebih dini, diobati secara tepat dan benar.Data di Rumah Sakit Kanker Dharmais menunjukan, 43% kanker anak yang dilaporkan sudah pada stadium lanjut, sehingga mereka tidak bisa tertolong.” ucapnya.

Pemeriksaan Mata

Dikatakan, dari sekian banyak jenis kanker anak, hanya kanker mata yang bisa dilaku-kan deteksi dini. Pemeriksaan refleks mata penting dilakukan setelah anak lahir, pada pemeriksaan rutin perkembangan bayi mulai usia 6 minggu, dan tiap konsultasi di mana seorang anak diperiksa karena orangtuanya mengeluh atas penglihatan atas penampakan mata anak.Pemeriksaan untuk melihat mata merah pada anak penting sekali. Tidak adanya refleks berwarna merah pada satu atau dua mata memperlihatkan penyakit mata yang serius , seperti katarak dan retin-oblastomo. Refleks merah terlihat menurun pada mata kiri dan refleks kornea tidak sentral menunjukan gejala juling. Jika ditemukan gejala ini segera dirujuk ke rumah sakit atau ahlinya.

Sedangkan, jenis kanker lainnya meskipun tidak bisa dilakukan deteksi dini, orangtua bisa mengenali gejalanya lebih dini. Leukimia misalnya, menyebabkan sela darah merah kurang produksi, akibatnya wajah anak menjadi pucat, lesu, mudah terserang infeksi yang ditandai dengan demam. Ada pula gejala trombo-sit turun dan terjadi pendarahan yang ditandai dengan mimisan atau gusi berdarah.Dari laporan RS Kanker Dharmais, Jakarta, leukimia selalu menduduki posisi pertama dari semua jenis kanker pada anak setiap tahun. Hingga saat ini belum diketahui a-pa penyebabnya, tetapi cenderung dikaitkan dengan genetik atau karena diturunkan dari keluarga. (D-13]

 

By. D-13
Print Friendly, PDF & Email
line